Tuesday, October 10, 2006

Jika Kesulitan dan keterlukaan adalah mahar dari
kekuatan, kebesaran dan kematangan jiwa, maka Aku memilih
hari-hari sulit itu. Aku akan bangkit dan bertolak dari
tempat yang sama dimana luka itu ada... untuk menanti
senyumNya dalam gemuruh semangat tuk memberikan yang
terbaik hanya untukNya.

Berapa murahnya surga saudaraku, jika bisa dibeli dengan
pengorbanan seadanya dan kita juga tahu bahwa islam hanya
akan ditegakkan oleh mereka yang menepat janjinya kepada
Allah dengan kekuatan azam yang menancap kuat dalam hati
mereka.

Siapa sih yang tak pernah kecewa,?! siapa sih yang tak
pernah lelah, letih.?! Siapa yang tidak pernah tidak
dihargai?! Begitu banyak rasa yang kita pertaruhkan di
jalan ini. Begitu banyak luka yang ada. Begitu banyak
airmata yang menitik...

Kita semua pasti pernah merasakan itu, ketika harus
“berdarah-darah”, harus berkorban banyak hal dijalan
ini... harus... dan harus...

Teringat,..! masa masih berada di “dunia bergetah”,
berjibaku bersama dalam barisan ini. Ketika di campakkan
kesana, dan di lemparkan disini. Ketika “dipaksa”
berhadapan dengan orang2 yang tak mengenal adab dalam
berbicara. Berhadapan dengan para koruptor2 yang
berlindung dibalik jas-jas berdasi. Dan harus lagi
berhadapan dengan politikus-politikus yang pandai
bersilat lidah, merampok harta negara dan rakyat. Dan
juga begitu banyak emosi yang keluar dalam debat-debat
dengan gerakan-gerakan lain, sementara kita harus tetap
menunjukkan adab kita. Begitu banyak letih untuk
mentransformasikan sejarah peradaban namun tak jua
satupun melekat di diri para pewaris. Begitu lelah
membangun sebuah gerakan intelektual namun tak satupun mau berkontribusi... ya lelah memang....
ketika kita sendirian yang harus turun kesana, turun
kesini, lobby sana... lobby sini.. belum lagi dihadapkan
dengan “internal” yang tak mau juga belajar menjadi
dewasa, bijak dan cerdas serta berani... ya kecewa memang
pada akhirnya... yang akan menerpa...

Namun, haruskah memilih pilihan itu... walaupun hidup
adalah sebuah pilihan.. namun tak jua habis pikirku
memikirkan.... kenapa jalan itu...

Berfikir, bukanlah Allah tak pernah “menjanjikan” bahwa
jalan ini akan semulus jalan tol, akan seindah pelangi
jingga dilangit, ataupun secantik mentari yang terbit
dari ufuk tepi laut... tak akan pernah sesejuk embun
pagi.. tidak akan pernah... tidak akan pernah. namun
Allah janji akan selalu ada cahaya yang menyinari jalan
Rahmat ini...dalam cobaan dan cinta yang tak pernah
mati...
Sungguh,... begitu banyak harap... !!
Di detik-detik terakhir menjelang pelimpahan tahta
peradaban itu... ke pundak-pundak kita. Kekuasaan yang
akan memberikan kuasa kita untuk merealisasikan idealisme kita. Saat begitu banyak harapan akan gerak yang lebih
baik, produktif dan progressif. Harapan tuk sebuah kebangkitan dan kemenangan...
Kenapa di menit-menit terakhir??... disaat kita sudah hampir mampu untuk keluar dari “kejumudan” ini, dari berbagai permasalahan ini.

Teringat, senandung yang selalu dinyanyikan’’...Tak kan surut walau selangkah.... tak kan henti walau sejenak Cita kami hidup mulia atau syahid mendapat surga... Kepada pewaris peradaban, yang telah menorehkan sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia..."

betapa berat beban da'wah ini..
dan betapa beruntungnya orang-orang yang senantiasa diberikan kekuatan oleh ALLAH untuk selalu bergerak bersama jama'ah yang senantiasa bergerak dijalanNya...

apakah..aku..kamu..dan kita semua akan tetap senantiasa bergabung dalam jama'ah dakwah ini..???
Ya ALLAH....kabulkan selalu doa yang senantiasa kami lantunkan diakhir pertemuan2 pekanan kami...
doa rabithah yang begitu memiliki arti tersendiri bagi kami....

--saat-saat kejumudan menghinggapi aktivitas--

No comments: